Kamis, April 29, 2010
Yang Bikin Susah Langsing
Bagi sebagian orang, menjaga berat badan ideal bukan perkara mudah. Apalagi menurunkan berat badan dan lemak yang berlebih. Jika selama ini Anda merasa sudah melakukan segala usaha, coba tilik ulang. Mungkin, satu atau lebih dari 8 hal berikut ini, tanpa Anda sadari telah ’menyabotase’ usaha merampingkan tubuh Anda selama ini.
STRES
Bagi sebagian orang, stres bisa bikin kurus. Tetapi, bagi sebagian yang lain, justru sebaliknya. Soalnya, saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol. Nah, saat kadar kortisol makin tinggi, ia menekan produksi hormon leptin. Padahal, hormon leptin seharusnya mengontrol nafsu makan Anda. Akibatnya, sinyal lapar dan kenyang jadi kacau. Yang lebih berbahaya, menurut dr. Samuel Oetoro, spesialis gizi dari Klinik Nutrifit, Jakarta, saat stres, lemak di daerah pinggul dan paha akan bertransmigrasi ke daerah sekitar perut. Ini bukan tanda yang baik, karena lemak di perut sangat berbahaya bagi jantung.
TRIK
Selesaikan masalah yang mengganjal pikiran Anda secepatnya. Lalu, luangkan waktu untuk relaksasi, misalnya jalan-jalan, menikmati spa, atau berlatih yoga yang menenangkan.
OLAHRAGA
Bukankah makin banyak olahraga, makin cepat langsing? Nyatanya, olahraga berat juga memberi stres pada tubuh. Sehingga, tubuh bereaksi dengan menghasilkan hormon kortisol. Hal ini sebetulnya normal, tetapi, jika Anda terus berolahraga berat tanpa memberi kesempatan pada tubuh untuk beristirahat dan memperbaiki jaringan yang rusak, kortisol yang menumpuk akan membuat usaha Anda untuk langsing jadi sia-sia.
TRIK
Bila ingin mendapatkan tubuh langsing, lakukan olahraga yang bersifat aerobik, seperti jalan kaki, senam aerobik, berenang, atau bersepeda dengan intensitas rendah sampai sedang. Lakukan minimal 30 menit, kalau bisa 60 menit. Berikan tubuh waktu untuk beristirahat, misalnya tiga hari olahraga, satu hari libur.
EMOSI
Anda juga perlu tahu, bagaimana kedekatan emosi Anda dengan makanan. Mungkin, dulu saat kecil, Anda sering ’dicekoki’ cokelat atau es krim oleh orang tua saat rewel? Hal ini secara tak sadar tertanam dalam pikiran. Saat perasaan tak nyaman, Anda cenderung mencari kenyamanan pada makanan-makanan tadi. Tak heran, saat Anda tak menyentuhnya sama sekali, justru membuat Anda kangen setengah mati pada makanan itu di kemudian hari.
TRIK
Masukkan es krim, cokelat, atau permen kesukaan dalam pola makan Anda, tentu dengan mempertimbangkan porsi dan kalorinya. Pilih yang bebas gula serta tanpa lemak. Jika memungkinkan, cari yang sejenis, tetapi berkalori lebih rendah. Sekarang sudah banyak produk es krim rendah kalori, bebas gula dan tanpa lemak, yang dijual di pasaran.
PORSI HIDANGAN
Anda punya kecenderungan untuk menghabiskan apa yang tersaji di restoran? Sama halnya dengan Anda cenderung menghabiskan satu bungkus keripik kentang, entah itu ukuran 40 gram atau bahkan yang 100 gram. Secara psikologis, Anda akan berpikir, sayang, ah, kan sudah membayar sekian rupiah.
TRIK
Makan perlahan dan dengarkan kata tubuh Anda. Berhentilah sebelum kekenyangan. Beli makanan dalam kemasan kecil. Menurut penelitian, tubuh lama-kelamaan akan bisa mengenali dan terbiasa dengan porsi yang Anda makan.
TIDUR
Kurang tidur sama merugikannya dengan terlalu banyak tidur. Orang yang kurang tidur, bisa saja justru jadi kelebihan berat badan. Itu sebabnya, dr. Samuel menyarankan agar setiap orang memberi waktu yang cukup untuk tidur. “Sejumlah penelitian menunjukkan, wanita yang tidur 5 jam atau kurang cenderung lebih mudah gemuk dibanding yang tidur 7 jam sehari,” jelas dr. Samuel Oetoro .
Logikanya, saat kurang tidur, kerja hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang menjadi kacau. Sehingga, Anda cenderung ingin makan terus. Selain itu, saat letih, Anda cenderung mencari rasa nyaman pada makanan. Kurang tidur juga membuat Anda mengantuk di saat kerja, sehingga cenderung makan atau minum untuk menghilangkan kantuk.
TRIK
Biasakan tidur 6 hingga 8 jam sehari. Jika Anda punya masalah tidur, seperti sleep apnea (gangguan pernapasan yang membuat Anda sering terbangun) atau insomnia, sebaiknya Anda ke dokter untuk mendapat pengobatan.
OBAT-OBATAN
Perhatikan obat-obatan yang Anda konsumsi. Beberapa obat memiliki efek samping, yakni membuat berat badan meningkat. ”Ada jenis-jenis obat yang perlu Anda perhatikan karena berpotensi memicu pertambahan berat badan. Antara lain obat diabetes, antidepresi, antiradang tipe steroid, pengendali tekanan darah, dan terapi hormon,” papar dr. Samuel.
Yang mungkin tak Anda duga, antihistamin yang biasa terkandung dalam obat alergi --dan terkadang dalam obat flu dan obat tidur-- yang dijual bebas di pasaran (over the counter) bisa memberi efek peningkatan berat badan. Soalnya, antihistamin membuat metabolisme tubuh melambat, dan terkadang merangsang enzim AMP kinase yang bekerja meningkatkan nafsu makan.
TRIK
Jika Anda mencurigai obat yang Anda konsumsi membuat berat badan meningkat, beri tahu dokter, dan tanyakan alternatif lainnya. Tetapi, jangan sembarangan menghentikan sendiri konsumsi obat yang sudah diresepkan dokter.
TELEVISI
Memang, sih, belum ada hasil penelitian yang mengungkap rata-rata berat badan orang sejak televisi ditemukan. Tapi, kata dr. Samuel, di Amerika Serikat pernah dilakukan studi gaya hidup yang menyimpulkan, orang yang menonton televisi 3 jam atau lebih setiap malam cenderung mengonsumsi fast food, ketimbang yang cuma nonton satu jam atau kurang.
Penyebabnya, Anda jadi kurang bergerak, dan terpengaruh iklan makanan di televisi. Sebuah survei konsumen tahun 2008 di negeri Paman Sam pun menunjukkan, sebagian besar orang menganggap iklan makanan telah mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori. Siapa yang tak tergiur dan jadi kepikiran, melihat lelehan keju di atas pizza yang ditayangkan iklan televisi? Atau, betapa nikmatnya ayam goreng cepat saji yang mengepulkan uap panas. Belum lagi, saat menonton televisi, orang jadi cenderung ngemil, ‘kan?
TRIK
Kurangi nonton televisi atau pindahkan saluran saat iklan. Atau siapkan camilan sehat, seperti buah segar.
TARGET
Menurut penulis buku Weight Loss for Food Lovers: Understanding Our Minds and How We Sabotage Our Weight Loss, Dr. George Blair, jika Anda punya motivasi jangka pendek, seperti ingin terlihat ramping saat hari perkawinan, kemungkinan besar Anda hanya langsing sebentar saja. Begitu target tercapai, Anda cenderung kembali ke pola makan dan aktivitas lama.
TRIK
Lebih bijak jika Anda punya target jangka panjang. Misalnya, ingin tubuh langsing supaya lebih bugar dan tak mau terserang penyakit jantung.
Penulis: Nuri Fajriati (kontributor, Jakarta)
[Dari femina 49 / 2009]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar